SEBARAN DAN KARAKTERISTIK KONFLIK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DENGAN MANUSIA DI KALIMANTAN TIMUR
Abstract
Orangutan di Kalimantan saat ini memiliki status konservasi critically endangered. Kerusakan habitat orangutan menyebabkan orangutan hidup pada lokasi yang berdekatan dengan aktivitas manusia, sehingga rawan menimbulkan konflik antara orangutan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi tentang sebaran dan karakteristik konflik antara orangutan (Pongo pygmaeus) dengan manusia yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui berbagai kejadian konflik antara orangutan dan manusia dilakukan melalui pengamatan deskriptif dan kuisioner. Di Provinsi Kalimantan Timur dalam periode waktu 10 tahun terakhir yakni tahun 2012 hingga 2021, ada 109 kejadian penanganan konflik antara manusia dengan orangutan. Terdapat 67 usaha baik secara rehabilitasi maupun translokasi. Orangutan berjenis kelamin jantan lebih banyak terlibat konflik yakni sebanyak 68 individu, sedangkan orangutan berjenis kelamin betina sebanyak 28 individu. Banyaknya kejadian konflik berdasarkan jenis kelamin dan kelas umur adalah sebanyak 96 kejadian, dimana orangutan dewasa memiliki kejadian yang paling banyak yakni sebanyak 42 kejadian, dan yang paling sedikit kejadian konfliknya yakni pada kelas umur bayi yaitu sebanyak 8 kejadian konflik. Menurut asal usul atau lokasi konflik, kebun masyarakat menjadi lokasi yang sering terjadi konflik yakni sebanyak 39 kejadian, areal kebun sawit merupakan lokasi terbanyak kedua yang mengalami kejadian konflik yakni sebanyak 17 kali kejadian.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anjarani, P. M., Yunita, M., & Mailoa, G. C. (2022). Literature Analysis on the Bornean Orangutan (Pongo Pygmaeus) Conservation Ecotourism in Tanjung Puting National Park, Waringin Barat City, Central Kalimantan. International Journal of Travel, Hospitality and Events, 1(3), 248–265. https://doi.org/10.56743/ijothe.v1i3.175
Arif, M. (2022). Pola Perilaku Satwa Liar Terhadap Lingkungan Sekitar : Stimulus Dan Respon. OSF Preprints, 1–6. https://doi.org/10.31219/osf.io/3bw9y
Dellatore, D. F. (2007). Behavioural Health of Reintroduced Orangutans (Pongo abelii) in Bukit Lawang, Sumatra (Issue October). Oxpord Brookes University.
Final Report, O. P. and H. V. A. (2016). Final Report Orangutan Population and Habitat Viability assessment. The Directorat General Of Nature Resources and Ecosystem Conservatin, Ministry of Environment and Forestry of Indonesia, 21.
Hockings, K. (2010). Panduan Pencegahan dan Mitigasi Konflik antara Manusia dan Kera Besar (Issue 37). Species Survival Commission.
Kamim, A. B. M. (2018). Perebutan Ruang Kehidupan dan Gangguan terhadap Animal Rights. Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia, 1, 199–216.
Lubis, F. D. W., Afifuddin, Y., & Patana, P. (2014). Mitigasi Konflik Orangutan Sumatera ( Pongo abelii ) Dengan Masyarakat Di Sekitar Taman Nasional Gunung Leuseur. Peronema Forestry Science Journal, 3(2), 1–11.
Marshall, K., White, R., & Fischer, A. (2007). Conflicts between humans over wildlife management: On the diversity of stakeholder attitudes and implications for conflict management. Biodiversity and Conservation, 16(11), 3129–3146. https://doi.org/10.1007/s10531-007-9167-5
Meijaard, E., Albar, G., Nardiyono, Rayadin, Y., Ancrenaz, M., & Spehar, S. (2010). Unexpected ecological resilience in Bornean orangutans and implications for pulp and paper plantation management. PLoS ONE, 5(9), 1–7. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0012813
Meijaard, E., Buchori, D., Hadiprakarsa, Y., Utami-Atmoko, S. S., Nurcahyo, A., Tjiu, A., Prasetyo, D., Nardiyono, Christie, L., Ancrenaz, M., Abadi, F., Antoni, I. N. G., Armayadi, D., Dinato, A., Ella, Gumelar, P., Indrawan, T. P., Kussaritano, Munajat, C., … Mengersen, K. (2011). Quantifying killing of orangutans and human-orangutan conflict in Kalimantan, Indonesia. PLoS ONE, 6(11), 1–10. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0027491
Mekonen, S. (2020). Coexistence between human and wildlife: The nature, causes and mitigations of human wildlife conflict around Bale Mountains National Park, Southeast Ethiopia. BMC Ecology, 20(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12898-020-00319-1
Morgans, C. L., Guerrero, A. M., Ancrenaz, M., Meijaard, E., & Wilson, K. A. (2017). Not more, but strategic collaboration needed to conserve Borneo’s orangutan. Global Ecology and Conservation, 11, 236–246. https://doi.org/10.1016/j.gecco.2017.07.004
Nurul Qomari, A. (2020). Islamic World and Politics The Effort of, NGO, BOS, in (Borneo Orangutan Survival) Foundation in Saving Orangutans in Central Kalimantan (2016-2019). Islamic World and Politics, 4(1).
Osborn, F. V., & Hill, C. M. (2006). Techniques to reduce crop loss: human and technical dimensions in Africa. People and Wildlife, January 2006, 72–85. https://doi.org/10.1017/cbo9780511614774.006
Pangaribuan, I. J. P. (2020). Analisis Konflik Dan Persepsi Terhadap Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) Di Desa Aek Nabara. Instiut Pertanian Bogor.
Putra, I. M. K. A. (2019). Pengendalian Pembukaan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Sebagai Upaya Pelestarian Habitat Orangutan di Indonesia. Jurist-Diction, 2(2), 459. https://doi.org/10.20473/jd.v2i2.14228
Rayadin, Y., & Spehar, S. N. (2015). Body mass of wild bornean orangutans living in human-dominated landscapes: Implications for understanding their ecology and conservation. American Journal of Physical Anthropology, 157(2), 339–346. https://doi.org/10.1002/ajpa.22709
Rifki, M. A., Atomoko, S. S. U., Ermayanti, Susilo, H. D., & Siregar, P. G. (2014). Prosedur Konservasi In Situ Orangutan Diluar Kawasan Konservasi. Forum Orangutan Indonesia (FORINA).
Sherman, J., Ancrenaz, M., & Meijaard, E. (2020). Shifting apes: Conservation and welfare outcomes of Bornean orangutan rescue and release in Kalimantan, Indonesia. Journal for Nature Conservation, 55(March), 125807. https://doi.org/10.1016/j.jnc.2020.125807
Sherman, J., Unwin, S., Travis, D. A., Oram, F., Wich, S. A., Jaya, R. L., Voigt, M., Santika, T., Massingham, E., Seaman, D. J. I., Meijaard, E., & Ancrenaz, M. (2021). Disease Risk and Conservation Implications of Orangutan Translocations. Frontiers in Veterinary Science, 8(November), 1–18. https://doi.org/10.3389/fvets.2021.749547
Spehar, S. N., & Rayadin, Y. (2017). Habitat use of Bornean Orangutans (Pongo pygmaeus morio) in an Industrial Forestry Plantation in East Kalimantan, Indonesia. International Journal of Primatology, 38(2), 358–384. https://doi.org/10.1007/s10764-017-9959-8
Suba, R. B. (2017). Impact of land use changes on the human-elephant conflict. Universiteit Leiden.
Voigt, M., Wich, S. A., Ancrenaz, M., Meijaard, E., Abram, N., Banes, G. L., Campbell-Smith, G., d’Arcy, L. J., Delgado, R. A., Erman, A., Gaveau, D., Goossens, B., Heinicke, S., Houghton, M., Husson, S. J., Leiman, A., Sanchez, K. L., Makinuddin, N., Marshall, A. J., … Kühl, H. S. (2018). Global Demand for Natural Resources Eliminated More Than 100,000 Bornean Orangutans. Current Biology, 28(5), 761-769.e5. https://doi.org/10.1016/j.cub.2018.01.053
Wrangham, R. W., Wilson, M. L., & Muller, M. N. (2006). Comparative rates of violence in chimpanzees and humans. Primates, 47(1), 14–26. https://doi.org/10.1007/s10329-005-0140-1
Yuwono, H., Susanto, P., Saleh, C., Andayani, N., Prasetyo, D., & Atmoko, S. (2007). Guidelines for Better Management Practices on Avoidance, Mitigation and Management of Human-Orangutan Conflict in and around Oil Palm Plantations (Issue December).
DOI: https://doi.org/10.31293/agrifor.v22i2.6828
Refbacks
Copyright (c) 2023 Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan
AGRIFOR : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.