OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN BEKISTING UNTUK GEDUNG BERTINGKAT DENGAN SISTEM ZONING PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DINAS PENDAPATAN DAERAH KAB. KUTAI KARTANEGARA
Abstract
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan membangun. Banyak bentuk bangunn dalam bidang konstruksi yang menggunakan material beton. Dalam pelaksanaan bangunan, terutama sejak 10 – 20 tahun terakhir ini, beton semakin banyak dipakai sebagai bahan bangunan. Beton membutuhkan suatu bekisting (cetakan) baik untuk mendapatkan bentuk yang direncanakan maupun untuk pengerasannya.
Walaupun bekisting hanya merupakan alat pembantu sementara, tetapi bekisting memegang suatu peranan penting juga. Selain pembiayaan (yaitu biaya kerja dan biaya bahan), ternyata kualitas bekisting juga ikut menentukan bentuk dan rupa konstruksi beton. Oleh karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu direncanakan sedemikian rupa supaya konstruksi tidak mengalami kerusakan akibat lendutan atau lenturan yang timbul akibat pengecoran.
Perkembangan tuntutan akan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan struktur beton, telah memicu berkembangnya berbagai sistem dan metode bekisting dengan penggunaan berbagai jenis material dan alat. Material yang paling dominan dipakai untuk pekerjaan bekisting adalah kayu. Pengerjaan yang lebih cepat dan harga yang relatif lebih murah menjadi pertimbangan akan penggunaan kayu sebagai bahan bekisting.
Dalam perencanaan pekerjaan bekisting pada suatu pekerjaan konstruksi, membutuhkan banyak pertimbangan supaya penggunaan metode atau sistem yang dipakai lebih efisien dan ekonomis. Pada pekerjaan bekisting untuk konstruksi atau proyek yang besar, biasanya penggunaan material dan alat bekisting lebih efisien, karena bekisting dapat dipindah dan dipakai lagi setelah pekerjaan pengecoran dan pembongkaran. Akibat pemasangan, fabrikasi dan pembongkaran ini, menimbulkan adanya sisa atau waste material dalam hal ini kayu atau multiplek yang tidak bisa dipakai lagi untuk pekerjaan bekisting selanjutnya. Khususnya pada pekerjaan konstruksi dalam skala besar, hal ini akan menjadi masalah serius yang dapat menimbulkan kerugian. Oleh karena itu perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan yang baik serta metode evaluasi yang memadai sangat diperlukan untuk dapat mengantisipasi hal ini.
Proyek Pembangunan Gedung Dinas Pendapatan Daerah Kab. Kutai Kartanegara, merupakan gedung dengan 3 (tiga) lantai memiliki bentuk struktur yang tipikal tiap lantai, pelaksanaan pekerjaan bekisting menjadi lebih mudah akibat metode pekerjaan yang relatif sama pada tiap lantainya. Sirkulasi perpindahan alat dan material bekisting akan lebih teratur dibandingkan dengan struktur dengan bentuk yang lain. Dengan kondisi seperti ini, banyak metode pekerjaan yang biasa diterapkan. Untuk itu, dibutuhkan evaluasi dalam pemilihan metode pekerjaan guna pemilihan metode yang paling efektif dan efisien.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
VOL 1. NOMOR 1. AGUSTUS 2012