TINJAUAN TERHADAP SALURAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER DAERAH IRIGASI MENTIWAN

ASPIAN NOOR

Abstract


Upaya yang dilakukan sebagai suatu usaha peningkatan produksi tanaman pangan adalah ekstensifikasi dan intensifikasi. Dimana ekstensifikasi adalah suatu upaya pembukaan lahan baru, dan intensifikasi adalah suatu usaha peningkatan produksi tanaman pangan dimana pengembangannya berpegang pada Panca Usaha Tani dalam hal penyiapan lahan, penggunaan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan tidak kalah pentingnya adalah irigasi

            Dalam studi kali ini menitik beratkan pada masalah irigasi, karena salah satu kendala dalam mewujudkan peningkatan hasil pertanian ialah tentang irigasi. Yakni usaha peningkatan produksi pangan (intensifikasi) dengan mengoptimalkan sistem jaringan irigasi di tingkat tersier, sekunder sampai saluran primer Irigasi Mentiwan. Hal ini disebabkan jumlah air yang terbatas sedangkan penggunaannya yang tidak terbatas yang dipergunakan untuk irigasi dan perikanan (tambak ikan).

            Kondisi saluran pembawa pada D.I. Mentiwan umumnya masih baik, tetapi dibeberapa tempat terdapat kerusakan- kerusakan pada saluran Sekunder. Kerusakan–kerusakan di saluran Sekunder irigasi Mentiwan diantaranya adalah lantai yang mengalami kebocoran, talud yang terkikis, saluran yang patah, masalah sedimentasi pada saluran dan lain-lain. Secara umum saluran yang ada saat ini kapasitasnya masih mampu mengalirkan air ke petak-petak tersier tetapi kalau tidak segera diperbaiki atau direhabilitasi saluran yang ada tidak berfungsi secara maksimal.

Berdasarkan dasar permasalahan dan potensi pengembangan daerah irigasi di Mentiwan ini maka penulis mengangkat topik Tugas Akhir ini yang berjudul “TINJAUAN TERHADAP PERENCANAAN SALURAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER DAERAH IRIGASI MENTIWAN” dengan tujuan untuk membantu dan mengembangkan perencanaan jaringan irigasi di Kabupaten Kutai Barat khususnya di Daerah Irigasi Mentiwan Kecamatan  Melak.

 Berdasarkan dari hasil perhitungan diperoleh Kapasitas tampungan mati Bendung Mentiwan adalah sebesar 44.324,35 m3, tampungan aktif adalah sebesar 33.880,06 m3 dan tampungan tidak aktif sebesar 4.834,56 m3 dan. Hasil analisis perhitungan Debit Banjir Rancangan dilakukan dengan menggunakan metode Metode Haspers, Metode Melchior, Metode Rational Mononobe, Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu diambil rerata adalah sebagai berikut kala ulang 2 tahun 231.679 m3/dtk, kala ulang 5 tahun 266.711 m3/dtk, kala ulang 10 tahun 282.437 m3/dtk, kala ulang 20 tahun 294.451 m3/dtk, kala ulang 25 tahun 296.914 m3/dtk, kala ulang 50 tahun 304.981 m3/dtk dan kala ulang 100 tahun 311.340 m3/dtk. Sedangkan untuk hasil perencanaan saluran irigasi primer diperoleh sepanjang 600 m’, saluran sekunder 6.496 m’, saluran tersier 12.380 m’ dan saluran pembuang 9.831 m’. 


Keywords


bendung, irigasi, saluran pembawa, kutai barat..

Full Text:

doc

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


VOL 1. NOMOR 1. AGUSTUS 2012