ANALISA PROSENTASE PENGGUNAAN SEMEN SEBAGAI FILLER CAMPURAN ASPAL, AC-BC

SUKRI YONO

Abstract


 

Meningkatnya pertumbuhan lalu lintas dari tahun ke tahun akan mendorong peningkatan prasarana transportasi darat yang berupa pembangunan jalan baru, peningkatan jalan yang sudah ada maupun pemeliharaan jalan untuk mempertahankan umur layanan. Peningkatan jumlah lalu lintas sebagai moda angkutan transportasi tersebut harus dilayani dan didukung oleh prasarana yang berkualitas, terutama kualitas dari lapis perkerasan sehingga lalu lintas yang melewati jalan tersebut akan merasa aman, nyaman dan memperoleh manfaat ekonomis.

 

Campuran beraspal panas didefinisikan sebagai kombinasi antara agregat yang dicampur merata,dengan semen sebagai filler dan dilapis dengan anspal keras. Untuk mengeringkan agregat dan mencairkan aspal agar mudah dicampur dan dipadatkan dengan baik maka bahan tersebut harus dipanaskan sebelum pencampuran. Hal ini sejalan dengan sifat yang dimiliki aspal, yaitu sangat dipengaruhi oleh temperatur. Disamping itu, kekakuan aspal dipengaruhi oleh lamanya waktu pembebanan.

 

Berhubung aspal merupakan bagian dari campuran beraspal yang berfungsi sebagai bahan pengikat butiran agregat maka sifat campuran pun akan mengalami perubahan sejalan dengan berubahnya temperatur dan lamanya waktu pembebanan.

 

Pada proses penghamparan aspal sampai pemadatannya yang paling perlu diperhatikan adalah suhu aspal yang digunakan, harus berkisar antara 85o C – 163o C. Namun dalam pelaksanaannya dilapangan suhu pemadatan aspal terkadang diabaikan, hal ini dikarenakan kendala-kendala dilapangan seperti keterlambatan sehingga suhu campuran aspal beton saat dipadatkan kurang dari yang dianjurkan. 


Full Text:

doc

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


VOL 1. NOMOR 1. AGUSTUS 2012