MENGHITUNG TEBAL PERKERASAN DENGAN METODE BINA MARGA 1990 DAN AASHTO 1993 PADA RUAS JALAN TRIKORA KECAMATAN PALARAN
Abstract
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat untuk melakukan mobilitas keseharian. Dibandingkan dengan transportasi air dan
udara. Agar jalan tersebut dapat dilalui dengan baik maka perlu diadakan perkerasan jalan. Jalan
Trikora palaran menggunakan perkerasan kaku, agar perkerasan tahan sampai pada masa
layanannya.. Terdapat banyak metode untuk Pertebalan jalan ini, diantaranya metode Bina
Marga 1990 dan AASHTO 1993, yang merupakan metode-metode yang sering digunakan di
indonesia, untuk menghitung tebal perkeran jalan. Studi ini bertujuan untuk menganalisa tebal
perkerasan mengkaji parameter-parameter pada perencanaan kedua metode, dan melakukan
analisa perbandingan hasil kedua metode tersebut. Metode ini dimulai dengan pengumpulan data
primer berupa data lalu lintas dan data tanah. Setelah itu pengumpulan data sekunder yang
berupa data pertumbuhan lalu lintas dan data hidrologi, kemudian dilakukan perhitungan tebal
perkerasan dengan menggunakan kedua metode tersebut. Dalam penelitian ini lebih efesien
menggunakan Metode AASTHO 93 karena dalam metode ini lebih jelas untuk mendapatkan
nilai tingkat kerusakan pada setiap lapisan perkerasan
Keywords
Full Text:
pdfReferences
Bina Marga 1990. Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota NO.
/T/BNKT/1990. Jakarta
Dirjen Bina Marga 1996. Tata Cara Survei Kondisi Jalan Kota No. 05/ T/BNKT/1996. Jakarta.
Direktorat Jendral Bina Marga 1990. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, April 1985.
Jakarta
Bina Marga 1990. Manual desain perkerasan jalan revisi juni 2017. Jakarta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Jalan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
VOL 1. NOMOR 1. AGUSTUS 2012