EFEKTIFITAS BEBERAPA FUNGISIDA TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens)
Abstract
Efektifitas Beberapa Fungisida Terhadap Perkembangan Penyakit Dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum frutescens). Aplikasi beberapa fungisida terhadap berbagai macam intensitas serangan penyakit pada pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) khususnya penyakit bercak daun dan Antraknose yang sering menyerang tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh aplikasi beberapa fungisida dalam mengendalikan intensitas serangan penyakit bercak daun dan Antraknose oleh cendawan Cercospora dan colletotrichum capsici terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai (Capsicum frutescens L. ) dan untuk mengetahui fungisida manakah yang paling efektif dalam menekan perkembangan cendawan penyebab penyakit bercak daun dan Antraknose terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai (Capsicum frutescens L. ).
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 5 bulan terhitung mulai persiapan lahan penelitian hingga pengambilan data terakhir. Tempat penelitian berlokasi di lempake Samarinda.
Hasil penelitian menunjukkan aplikasi beberapa fungisida mampu menekan intensitas penyakit-penyakit pada tanaman cabai rawit baik penyakit bercak daun maupun terhadap busuk buah. Intensitas penyakit bercak daun terendah terdapat pada perlakuan penyemprotan 7 hari sekali yaitu 1,92 % pada umur 33 hari setelah tanam. Intensitas penyakit busuk buah terendah terdapat pada perlakuan penyemprotan 7 hari sekali yaitu 1,25 % pada umur 88 hari setelah tanam. Penyebab penyakit yang ditemukan pada tanaman cabai besar adalah: Cercospora capsici (penyebab penyakit bercak daun) dan Colletotricum capsici (penyebab penyakit busuk buah). Aplikasi fungisida Antracol adalah jenis fungisida yang paling efektif menekan laju intensitas serangan penyakit bercak daun dan Antraknose yang disebabkan oleh cendawan Cercospora dan colletotrichum capsici terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Dapat dilihat dari produksi terbaik pada perlakuan penyemprotan 7 hari sekali yaitu rata-rata jumlah buah 231,74 buah, rata-rata berat segar 157,65g ha-1.
Keywords
References
Baker, K.F.,& Cook. R. J. 1974. Biological control of plant pathogen. W.H Freeman and Co. San Fransisco.
Cahyono, B. 2003. Cabai rawit. Kanisius. Yogyakarta.
Nawangsih, dkk. 1994. Cabai hot beauty. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pracaya. 1994. Bertanam lombok. Kanisius. Yogyakarta.
Prajnanta. 1995. Agribisnis cabai hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prajnanta, F. 1999. Mengatasi permasalahan bertanam cabai. Penebar Swadaya, Jakarta
Rukmana, R. 1996. Bertanam cabai hibrida sistem mulsa plastik. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, R dan Yuyun. 2002. Bertanam cabai dalam pot. Kanisius. Yogyakarta.
Syamsudin, S. 1986. Bertanam cabai besar. Bina Cipta. Bandung.
Semangun, H.2001. Ilmu penyakit tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Setiadi. 2008. Bertanam cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soewito. 1998. Memanfaatkan lahan bercocok tanam cabai. Titik Terang. Jakarta.
Sri Setyati Harjadi. 1996. Pengantar agronomi. Gramedia. Jakarta.
Sunaryono, H. 1988. Budidaya cabai merah. Sinar baru Algesindo. Bogor.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tjahjadi. 1991. Bertanam Cabai. Kanisius, Yogyakarta.
Taylor, Peter A. 2006. Controlling Fusarium by using biological control and chemical agents. Seminar dan Lokakarya Fusarium (14-16 Agustus 2006). Padang.
Wibisono, G. 2004. Penggunaan Pestisida Ramah Lingkungan. Makalah Pada Pertemuan Koordinasi, Sinkronisasi Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Serta Sosialisasi Areal Tanam. Samarinda.
DOI: https://doi.org/10.31293/af.v15i1.1789
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
AGRIFOR : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.