POTENSI TEGAKAN TINGKAT TIANG DAN POHON DI AREAL KHDTK HUTAN DIKLAT LOA HAUR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Abstract
Kegiatan Penataan Hutan Diklat diperlukan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai potensi hutan diklat yang akan dikelola. Dari Hasil kegiatan penataan tersebut akan diperoleh potensi mengenai keadaan hutan, topografi, iklim serta keadaan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar hutan, yang mana data tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai dasar dalam menyusun pengelolaan hutan lebih lanjut sesuai dengan kondisi lapangan dan program diklat yang akan dilaksanakan.
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tegakan tingkat Tiang di areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda, Mengetahui potensi tegakan tingkat Pohon di areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda dan Mengetahui keanekaragaman jenis tegakan yang mendominasi areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda. Metode yang digunakan dalam Penelitian dan pengambilan data di lapangan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Adapun metode pengujian Potensi Tegakan dengan menggunakan Rumus Total Volume dalam satuan Kubikasi dimana parameter yang diukur meliputi Diameter tegakan, Tinggi tegakan dan jumlah Populasi keseluruhan Plot penelitian.
Sedangkan untuk nilai keanekaragaman jenis dihitung dengan menggunakan rumus Nilai Indeks Keragaman Shannon-Wiener 1992.
Hasil yang didapatkan berdasarkan rekapitulasi dari 5 plot sampel penelitian seluas 26 Ha dengan Intensitas Sampling sebesar 5% pada Areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur diperoleh hasil bahwa Potensi tegakan tingkat Tiang sebesar 111 m3 dengan jumlah populasi sebanyak 1.159 tegakan atau sama dengan 4,269 m3/ha dengan populasi 45 tegakan/ha. Sedangkan pada tingkat Pohon diperoleh potensi sebesar 189,7 m3 dengan jumlah populasi sebanyak 497 tegakan atau sama dengan 7,30 m3/ha dengan populasi 19 tegakan/ha.
Nilai indeks keanekaragaman H’ pada kelompok jenis Meranti tingkat Tiang sebesar 2,14 dan tingkat pohon sebesar 1,72. pada kelompok jenis Rimba Campuran Nilai indeks Keanekaragaman tingkat Tiang sebesar 1,98 dan tingkat Pohon sebesar 2,31. Baik untuk Kelompok Meranti dan Kelompok Rimba Campuran Nilai Indeks Keanekaragaman H’ masih termasuk dalam kategori Sedang. Pada kelompok Kayu Indah nilai indeks Keanekaragaman tingkat Tiang sebesar 1,20 dan tingkat Pohon 0,94 nilai H’ pada kelompok jenis ini nilai indeks keanekaragamannya masih tergolong dalam kategori.
Dan berdasarkan hasil penelitian terhadap 5 plot sampel seluas 26 Ha dengan intensitas sampling 5% diketahui bahwa tegakan yang memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi baik untuk tingkat Tiang dan Pohon adalah jenis Mahang (Macaranga sp), dimana untuk tegakan tingkat Tiang diperoleh jumlah tegakan sebanyak 312 tegakan dengan nilai indeks keanekaragaman 0,153, sedangkan tegakan tingkat Pohon dengan jumlah tegakan sebanyak 94 pohon nilai indeks keanekaragamannya sebesar 0,137, dan nilai indeks keanekaragaman ini masih termasuk dalam kategori.
Keywords
References
Anonim, 1989. Kamus Kehutanan Edisi Pertama. Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Anonim, 1997. Diktat Panduan Pelatihan Pengukuran dan Pemetaan Sumalindo A-II Materi Inventarisasi Hutan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. Sumalindo Lestari Jaya Samarinda.
Anonim, 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Dewobroto, K.S. dkk. 1989. Kamus Konservasi Sumber Daya Alam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Penerbit PT. Rineka Cipta Jakarta.
Dwiatmo, S. 1989. Ensiklopedi Konservasi Sumber Daya. Penerbit Erlangga Jakarta.
Simon, H. 1996. Metoda Inventore Hutan. Penerbit Aditya Media Yogyakarta.
Zain, A.S. 1998. Kamus Kehutanan. Penerbit PT. Rineka Cipta Jakarta.
Creswell, J. W. 2012. Reseach design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fowler, E. J. 2002. Survey research methods (3rd ed). Thousand Oaks, CA: Sage
Hartanto, R. 2003. Modul metodologi penelitian. Semarang: Universitas Diponegoro
Latham, B. 2007. Sampling: What is it?. Diakses pada 2 Desember 2018 dihttp://webpages.acs.ttu.edu/rlatham/Coursework/5377%29%29/Sampling_Methodology_Paper.pdf
Nasution, R. 2003. Teknik sampilng. Makalah USU digital library. Diakses pada tanggal 2 Desember 2018 dari http://library.usu.ac.id/download/ fkm/fkm-rozaini.pdf
Neuman, W. L. 2007. Basic of social research: Qualitative and quantitative qpproaches, second edition. Pearson Education, Inc.
Teddlie, C. & Yu, F. 2007. Mixed Methods Sampling: A Typology With Examples. Journal of Mixed Method Research, 2007; 1; 77. Sage Publication.
Weiner, I. 2003. Handbook of psychology vol.02: Research methods inpsychology. John Wiley & Son Inc: New Jersey
Zainuddin, M.(2011. Metodologi penelitian kefarmasian dan kesehatan.Surabaya: Airlangga University Press.
Kent, M., dan Paddy, C., 1992. Vegetation Description and Analysis A Practical Approach. Belhaven Press, London.
Smith, B., dan Wilson, J.B., 1996, A Consumer's Guide To Evenness Indices, Oikos, 70-82
Spellerberg, I.F., dan Fedor, P.J., 2003, Atribute to Claude Shannon (1916–2001) And A Plea For More Rigorous Use Of Species Richness, Species Diversity and The ‘Shannon–Wiener’Index, Global Ecology and Biogeography, 12(3):177-179.
Iwan, H., 2012. Komposisi Jenis dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan di PT Salaki Summa Sejahtera, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(3):155–160.
Wahyudi, A. , Sugeng P., Harianto, dan Darmawan, A., 2014. Keanekaragaman Jenis Pohon Di Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari, 2(3):1-10.
DOI: https://doi.org/10.31293/af.v18i2.4351
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 AGRIFOR
AGRIFOR : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.