HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN RESILIENSI PADA PENGHUNI LAPAS DI KELAS II A SAMARINDA

Rini Gustiana .

Abstract


INTISARI
Resiliensi merupakan faktor yang berperan penting untuk dapat
bertahan mengatasi masalah dan mempertahankan optimisme dalam
menghadapi lingkungan yang beresiko. Resiliensi berhubungan dengan cara
seseorang untuk bisa berdiri tegak menghadapi permasalahan, dan mencari solusi
untuk permasalahan yang sedang dihadapi. Resiliensi juga dikatakan sebagai daya
tahan seseorang untuk bisa bertahan dalam segala kondisi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan
kecerdasan emosi dengan resiliensi pada penghuni lapas di kelas II A Samarinda.
Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal, media elektronik,
media cetak dan wawancara. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 78 subyek
narapidana Lapas Kelas II A Samarinda. Analisis data dilakukan dengan
mengunakan teknik purposive sampling dan bantuan program statistik SPSS 20
for window.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis yang di ajukan dalam
penelitian ini diterima. Hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan
resiliensi pada penghuni lapas Kelas IIA Samarinda. Dengan hasil analisis
menunjukan bahwa koefisien korelasi r=0,278 dengan p=0,000 (p<0,01) dimana
jika kecerdasan emosi tinggi maka resiliensi tinggi, jika kecerdasan emosi rendah
maka resiliensi rendah.
Kata Kunci : Kecerdasan Emosi, Resiliensi

 

ABSTRACT
Resilience is a factor that plays an important role in order to survive
troubleshooting and maintaining optimism in the face of environmental risk.
Resilience related to how someone can stand upright face problems, and find
solutions to the problems being faced. Resilience is also said to be a person's
endurance to survive in all conditions. The purpose of this study was to see
whether there is a relationship of emotional intelligence to the resilience of the
occupants of prisons in the class II A Samarinda. Source data from this study
were obtained from books, journals, electronic media, print media and interviews.
Subjects in this study amounted to 78 subjects narapina Prison Class II A
Samarinda. Data analysis was done by using purposive sampling technique and
help SPSS 20 for windows.
These results indicate that the hypothesis proposed in this study received. Positive
relationship between emotional intelligence and resilience in prison occupant
Class IIA Samarinda. With the results of the analysis showed that the correlation
coefficient r = 0.278, p = 0.000 (p <0.01) in which if a high emotional
intelligence, the high resilience, if the emotional intelligence is low, low
resilience.
Keywords: Emotional Intelligence, Resilience


Keywords


Kecerdasan Emosi, Resiliensi

Full Text:

PDF DOC

References


Arikunto,S., (2006). Prosedur

Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Asdi

Mahasatya.

Deswita. (2006). Psikologi

Perkembangan. Bandung.

Remaja Rosdakarya.

Ginanjar, A.,(2007). Rahasia

Sukses Membngun

Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ. (ed 33).

Jakarta: Arga Maret.

Goleman, D., (2009), Emotional

Intelligence; Kecerdasan

Emosional, Mengapa EI

Fakultas Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 18

Lebih Penting dari

IQ.,Jakarta:PT. Gramedia

Pustaka Utama

Gottman, John. Joan Deklaire. 2003.

Kiat-kiat Membesarkan Anak Yang

Memiliki

Kecerdasan Emosional.

Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Issacson, B.,(2002)., Characteristics

And Enhancement Of

Resiliency In Young

People. London:

University of Wisconsin-

Stout.

Jakcson, R & Watkin, C., (2004).

The Resilience inventory:

Seven essential skills for

overcoming life’s

obstacles and determining

happiness. Journal

Selection and

Development Review.

/6: 13-17.

Patton, P, 1998, Kecerdasan

Emosional di Tempat Kerja, Alih

Bahasa : Zaini

Dahlan, Pustaka Delaprata, Jakarta

Peters, R.D., Leadbeater, B., & Mc

Mahon, J.(2005).

Resilience in Children

Families, and

Communitie. New York:

Klewer Academic/ Plenum

Publisher.

Reivich, K. & Shatte, A. (2002).

The resilience factor

,Seven keys to finding

your inner stregth and

overcoming life's hurdles.

New York: Broadway

Books.

Santrock, J. W. (2003). Adoplescene

(Edisi ke-6). Jakarta :

Erlangga.

Sugiyono,(2011). Metode

Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Williams, N. H., (2007). Prison

health and the health of

the public: Ties that

bind. Community Voice

Healthcare for the

Underserved. Atlanta:

National Center for

Primary Care.

Website

Davis, N. J. (2002 September).

Subtance Abuse and

Mental Health Services

Administration Center for

Mental Health Services

Division of Program

Development, Special

Populations & Projects

Special Programs

Development Branch

(301). pp.443-2844. Status

of Research and

Research-based

Programs. [on-Line].

Diakses pada tanggal 5

Juni 2014 dari

http://mentalhealth.samhsa

.gov/schoolviolence


Refbacks

  • There are currently no refbacks.