IDENTIFIKASI KERUSAKAN LAPIS PERKERASAN ASPAL PADA RUAS JALAN JEMBATAN MAHAKAM - SIMPANG TIGA LOA JANAN

Luth Hasan

Abstract


Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. Tanah dasar sebagai landasan konstruksi jalan harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung dan menyalusrkan beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang tidak memenuhi persyaratan akan diganti dengan tanah biasa atau jenis tanah pilihan.

Pengaliran/drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan. Retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.

Mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan tidak terlepas dari sifat tanah dasar. Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi setempat atau dengan tambahan timbunan dari lokasi lain yang telah dipadatkan dengan tingkat kepadatan tertentu, sehingga mempunyai daya dukung yang mampu mempertahankan perubahan volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah setempat. Banyak metode yang dapat dipergun akan untuk menentukan daya dukung tanah dasar.

Kinerja perkerasan adalah merupakan fungsi dari kemampuan relatif dari perkerasan untuk melayani lalu lintas dalam suatu periode tertentu (Highway Research Board, 1962). Pada awalnya kemampuan relatif perkerasan tersebut diidentikan hanya berdasarkan pengamatan secara visual dan pengalaman. Namun, kemudian berkembang, disamping menggunakan pengamatan visual juga digunakan peralatan survai (alat Alaasra-rrerer, Laser Profilometer, Benkelm Beam, Falling Weight Deflectometer, Mu-meter, dan British Pendulam) agar pengukuran kondisi / kinerja perkerasan tersebut lebih obyektif dan tidak dipengaruhi oleh subyektifitas surveyor.

Ruas jalan Samarinda – Balikpapan merupakan jalan arteri utama yang menghubungkan antar kota dan jalur antar provinsi, sehingga ruas jalan tersebut meningkatkan kegiatan ekonomi. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.

Khusus jalur ruas jalan Loa Janan – Batas Kota Samarinda merupakan jalur perekonomian, lintas antar kota menghubungkan pusat perekonomian, pendidikan, sarana militer, dan jalur antar provins, sehingga fasilitas untuk kenyamanan berkendaraan sangat diutamakan. Konstruksi jalan yang dilintasi oleh kendaraan haruslah kuat dan aman bagi pengguna transportasi, maka dalam penelitian ini akan di lakukan pengujian kualitas dari perkerasan jalan untuk mengetahui kondisi existing dan penyebab dari kerusakan jalan yang ada.


Keywords


Identifikasi Kerusakan Lapis Jalan Jembatan Mahakam

Full Text:

doc

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


VOL 1. NOMOR 1. AGUSTUS 2012