JURNAL MANAJEMEN LALU LINTAS SIMPANG TAK BERSINYAL JEMBATAN 1 SAMARINDA ILIR

ADE ALFIAN

Abstract


ABSTRAK

 

 

 

Judul: Manajemen Lalu Lintas Simpang Tak Bersinyal Jembatan I Samarinda Ilir, Ade Alfian.

 

Simpang   tak   bersinyal   di   Kota   Samarinda        khususnya   simpang Jembatan I dan simpang Jalan Lumba - Lumba saat ini berpotensi terjadi konflik lalu lintas. Hal ini disebabkan ruas jalan major merupakan jalan menuju pusat perekonomian, perkantoran pemerintah dan pemukiman.

Berdasarkan   rumusan   masalah   dan   hasil   perhitungan   simpang   tak bersinyal pada simpang Jembatan I dan simpang Jalan Lumba - Lumba di Kota Samarinda dengan menggunakan formulir USIG-I dan USIG-II pada Pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

Kapasitas  (C)  kondisi  awal  (existing)  rata-rata  simpang  Jembatan  I sebesar  2211,48  smp/jam  dan  arus  lalu  lintas  (Q)  sebesar  1898,60  smp/jam didapat derajat kejenuhan (DS) 0,86 > 0,85 dan kapasitas (C) kondisi jam puncak sebesar 2468,46 smp/jam, arus lalu lintas (Q) sebesar 1898,60 smp/jam didapat derajat kejenuhan (DS) 1,05 > 0,85. Dari perhitungan ini mengakibatkan persimpangan sering mengalami konflik dan interlocking, dari hasil perhitungan kondisi  awal  (existing)  maka dilakukan  perbaikan.  Sedangkan,  Kapasitas  (C) kondisi awal (existing) rata-rata simpang Jalan Lumba - Lumba sebesar 2548,97 smp/jam dan arus lalu lintas (Q) sebesar 1424,94 smp/jam didapat derajat kejenuhan  (DS)  0,56  <  0,85  dan  kapasitas  (C)  kondisi  jam  puncak  sebesar

2591,20 smp/jam, arus lalu lintas (Q) sebesar 1606,90 smp/jam didapat derajat kejenuhan (DS) 0,62 < 0,85. Dari perhitungan ini persimpangan tidak mengalami permasalahan dan tidak dilanjutkan perhitungannya.

Dengan melakukan pengalihan arus lalu lintas. Jl. Pangeran Suryansyah, untuk arah lurus ke arah Jalan Laksaman Yos Sudarso tidak boleh masuk dan dialihkan ke jalan lain. Pada kondisi rata-rata didapat derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,80 < 0,85 dan pada jam puncak didapat derajat kejenuhan (DS) sebesar

0,94 > 0,85. Sehingga persimpangan ini perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk dilakukan  perbaikan  dikarenakan  derajat  kejenuhan  pada  jam  puncak  masih tinggi.

Perbaikan selanjutnya dengan usulan pembuatan jembatan diantara Jembatan I dan Jembatan II, di mana kiranya jembatan dapat dibangun tepat di Jl. Kakap  menyebrang  menuju  arah  Jl.  Mulawarman.  Pengusulan  ini  dianalisa dengan mengambil 50% kend/jam dari survey LHR di Simpang Tak Bersinyal Jembatan I. Pada kondisi rata-rata didapat derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,43 <

0,85 dan pada jam puncak didapat derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,53 > 0,85. Dari hasil yang didapat, pada kondisi rata-rata dan jam puncak nilai derajat kejenuhan (DS) terpenuhi.

 

 

 

Kata Kunci  :  manajemen lalu lintas simpang tak bersinyal, kapasitas, derajat kejenuhan.


Full Text:

doc

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


VOL 1. NOMOR 1. AGUSTUS 2012