ANALISA NILAI CBR AGREGAT LATERIT EXS.MAKROMAN DENGAN PENAMBAHAN TANAH PILIHAN SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI BAWAH (LPB)

GATOT SANTOSO

Abstract


Perencanaan jalan memerlukan kriteria dari semua lapisan konstruksi yang memenuhi standar, termasuk lapis pondasi bawah (sub base course). Sebelum menggunakan material lapis pondasi bawah di lapangan, diharuskan untuk melakukan beberapa pengujian di laboratorium apakah material lapis pondasi bawah yang akan digunakan memenuhi standar yang ada. Pengujian material di laboratorium yang terdiri dari beberapa jenis pengujian yaitu berat jenis, batas cair dan batas plastis (Atterberg Limit), abrasi, pemadatan, dan California Bearing Ratio (CBR). Pada pengujian material dicoba dengan penambahan tanah pilihan dengan variasi 10%, 20% 30%. Dari hasil pengujian CBR hanya satu variasi campuran yang memenuhi syarat sebagai material lapis pondasi bawah yaitu dengan campuran tanah 20% yang nilai CBR minimumnya 60%. Selanjutnya dilakukan pengujian dikombinasikan dengan agregat palu dengan komposisi (agregat laterit 35%, agregat palu 50%, tanah 15%) diperoleh nilai CBR sebesar 78% dengan nilai Gs = 2,748 gr/cc, γd max = 1,667 gr/cm3 , pada Wopt = 17,02%. Pada komposisi (agregat laterit 25%, agregat palu 50%, tanah 25%) diperoleh nilai CBR sebesar 96% dengan nilai Gs = 2,748 gr/cc, γd max = 1,702 gr/cm3 , pada Wopt = 18,02%. Sedangkan pada komposisi (agregat laterit 20%, agregat palu 60%, tanah 20%) diperoleh nilai CBR sebesar 88% dengan nilai Gs = 2,748 gr/cc, γd max = 1,740 gr/cm3 , pada Wopt = 16,02%. Sehingga nilai CBR memenuhi standar material lapis pondasi bawah, dimana standar CBR minimumnya sebesar 60%.

Keywords


Lapis pondasi bawah, Agregat laterit, CBR

Full Text:

pdf

References


Achmad, F, 2010, Tinjauan Sifat-Sifat Agregat

Untuk Campuran Aspal Panas (Studi

Kasus Beberapa quarry di Gorontalo),

Jurnal Saintek Vol. 5, No 1, Maret 2010.

Aswar., Agus YP., dan Maulana R, (2012),

Kajian Peningkatan Nilai CBR Material

Lapis Pondasi Bawah Akibat

Penambahan Pasir, Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan. Institut Teknologi

Bandung.

Balai Pengujian Mutu Dan Standarisasi

Konstruksi. (2012). Laporan Hasil

Penelitian. Pengujian Material Lokal

Sebagai Bahan Konstruksi Jalan Dan

Bangunan di Kabupaten Malinau (tidak

dipublikasikan), Samarinda.

Balai Pengujian Dan Peralatan Konstruksi.

(2004). Laporan Penelitian. Pengujian

Material Lokal Sebagai Bahan

Konstruksi Jalan Dan Bangunan.

Departemen Pekerjaan Umum. Petunjuk Tebal

Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen.

Direktorat Jendral Bina Marga. 1995. Petunjuk

Teknis Survey Dan Perencanaan Teknik

Jalan Kabupaten. Departemen Pekerjaan

Umum.

Kementrian Pekerjaan Umum Dirjen Bina

Marga, (2010), Spesifikasi Umum.

SNI 03-2471-1990, Pengujian Analisa

Saringan.

SNI 03-2471-1990, Pengujian Keausan Agregat

Dengan Mesin Abrasi Los Angeles.

SNI 03-1969-1990, dan SNI 03-1970-1990,

Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan

Agregat Halus dan Agregat Kasar.

SNI 03-1966-1990, dan SNI 03-1967-1990,

Pengujian Batas Plastis dan Pengujian

Batas Cair.

SNI 03-1743-1989, Pengujian Kepadatan Berat

(modified).

SNI 03- 1744-1989, pengujian CBR

Laboratorium.

Sukirman, S. 2010. Beton Aspal Campuran

Panas, Bandung.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


VOL 1. NOMOR 1. AGUSTUS 2012