PERENCANAAN SAMARINDA FASHION CENTRE DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR POST-MODERN

Khayan Noor Zuliansyah, Prasetyo Prasetyo, Susana Florence Tarapandjang

Abstract


Dahulu pakaian hanya dianggap sebagai kebutuhan primer saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman terutama di era modern saat ini dalam sektor dunia industri, informasi, teknologi dan hiburan, gaya berpakaian menjadi sarana untuk menunjukkan eksistensi jati diri dan derajat seseorang dalam masyarakat. Dunia fashion selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi berlangsung lebih pesat mengikuti trendi masa kini dari aspek-aspek lain seperti bahasa, pemikiran dan lain-lain yang berdampak pada munculnya beragam desain dan mode busana yang semakin bervariasi yang diimbangi dengan banyak munculnya para perancang busana. Kreativitas dan inovasi para desainer busana inilah yang mempengaruhi perkembangan dunia fashion saat ini.

 

Kota Samarinda sebagai ibu kota provinsi Kalimantan timur salah satu kota yang perkembangannya sangat pesat di Pulau Kalimantan yang memberikan kontribusi dalam kemajuan fashion di tanah air Indonesia. Kota Samarinda juga seringkali mengadakan acara fashion show dan juga banyak memproduksi koleksi busana lebih fashionable. Kota Samarinda tak hentinya untuk dapat terus berkreasi dan berinovasi sehingga tak heran bila Kota Samarinda menjadi salah satu kota yang penduduknya lebih konsumtif dalam berbelanja busana.

 

Samarinda Fashion Center sebagai sarana promosi, pelatihan, pendidikan, komersial, dan hiburan dalam bidang fashion di Kota Samarinda dengan penekanan arsitektur post modern adalah suatu wadah yang menampung segala aktivitas kegiatan yang berhubungan dengan busana serta perlengkapannya, dengan mengikuti perkembangan dunia fashion dari waktu kewaktu, kegiatan yang di tampung meliputi pusat promosi, pelatihan dan pendidikan, pemasaran, hiburan beserta kegiatan pendukung lainnya di Kota Samarinda. Penekanan desain tersebut dipilih untuk memadukan antara gaya modern dan gaya tradisional agar memiliki daya tarik visual yang unik dan memfasilitasi interaksi kegiatan antara manusia yang menyedikan visualisasi yang baik antara manusia terhadap bangunan.


Full Text:

PDF

References


Ching, Francis D.K. (2008). Buku Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Kedua. Ciracas, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ernst., Neufert, P.(2012). Neufert Architects’ data. Edisi 4. Blackwell Publishing Ltd

Hudiyanita, A. (2019). Jakarta Fashion Design Center Penerapan Fashion Pada Tampilan Bangunan. Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2006). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

Mokoginta, F. (2016). Penerapan Konsep Arsitektur Post Modern Pada Pengembangan Bangunan Universitas Dumoga Di Kotamobagu. Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi.

Neufert, E. (2002). Ernst Neufert data arsitek. Edisi 33 jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Saniscara, Y. (2019). Malang Fashion Center Dengan Pendekatan Biophilic Contextualism. Prodi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.




DOI: https://doi.org/10.31293/ttm.v4i2.7131

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.